Thursday, June 05, 2008

Televisi & Kode yang Melindungi Anak

TELEVISI belum menunjukkan itikad baiknya dalam memberikan program acara yang baik untuk anak-anak. Pertama, karena mereka belum membubuhkan kode yang dapat membantu publik untuk mengetahui acara mana yang mereka tujukan untuk anak-anak. Kedua, karena acara yang tampaknya ditujukan untuk anak-anak (seperti kartun atau film animasi), ternyata tidak sepenuhnya sehat untuk tumbuh kembang anak.

Kode

Dalam Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) No.2 tahun 2007 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran, lembaga penyiaran televisi diwajibkan untuk mencantumkan informasi klasifikasi program isi siaran berdasarkan usia khalayak penonton. Informasi ini harus ditampilkan di setiap acara dan disiarkan sepanjang acara berlangsung. Gunanya untuk membantu publik dalam mengidentifikasi program acara yang berlangsung dan melindungi kelompok usia yang rentan seperti anak-anak dan remaja.

Kenyataannya ini tidak dipatuhi oleh stasiun televisi. Kode yang muncul, itupun sesekali, hanyalah “BO” yang berarti “Bimbingan Orangtua”. Tidak ada rincian penjelas lainnya. Padahal seharusnya ada kode “A” bila program itu ditujukan untuk anak anak (usia di bawah 12 tahun). Kode “R” untuk remaja (12-18 tahun). Kode “D” untuk dewasa. Dan “SU” untuk semua umur. Televisi seperti warung tanpa informasi menu. Kita sadar bahwa makanan itu pedas, manis, atau asin, nanti setelah selesai menyantapnya.

Aturan seperti ini sebenarnya bukan barang baru. Amerika Serikat, negara yang mengagungkan kebebasan individu juga menerapkan aturan serupa untuk melindungi anak-anak. Bahkan lembaga seperti KPI yang bernama Komisi Komunikasi Federal (Federal Communications Commission disingkat FCC) mewajibkan televisi untuk mencantumkan kode yang lebih detail.

Kode “TV-Y” yang menandakan bahwa sebuah acara ditujukan dan aman untuk semua tingkat usia anak-anak. Khususnya bagi penonton yang sangat belia yang berusia 2-6 tahun. Sedangkan “TV-Y7” ditujukan untuk anak yang usianya lebih tua yakni yang berusia tujuh tahun ke atas. Mereka telah dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan. Kedua jenis acara ini dirancang untuk dapat ditonton oleh anak secara mandiri.

Ada juga kode yang ditujukan untuk penonton secara umum. Kode “TV-MA” (mature audience) untuk acara yang ditujukan bagi khalayak dewasa. Sedangkan tanda “TV-G” yang muncul pada sebuah program acara menginformasikan bahwa acara tersebut cocok untuk semua usia (general audience). Ada dua jenis acara yang merekomendasikan agar orangtua mendampingi anak mereka saat menontonnya yaitu “TV-PG” dan “TV-14”.

Kode “TV-PG” (parental guidance) menandakan bahwa sebuah acara mengandung unsur kekerasan dan seksual meski dalam jumlah yang sedikit. Anak-anak yang menonton acara ini, disarankan agar didampingi oleh orangtuanya. Sementara tanda “TV-14” ditujukan untuk acara yang mengandung unsur kekerasan, seksual, atau kata kasar dalam jumlah yang sedang (moderat). Anak-anak di bawah usia 14 sangat disarankan untuk didampingi saat menonton acara ini.

Tanggung jawab untuk mencantumkan informasi ini sepenuhnya milik televisi. Karena merekalah yang memproduksi atau yang lebih mengetahui isi program disiarkan. Untuk program anak, stasiun televisi antara lain juga harus menjelaskan kepada FCC rentang usia yang menjadi target sebuah acara. Termasuk sisi pendidikan yang menjadi tujuan program tersebut dan bagaimana tujuan itu dikemas agar memungkinkan anak untuk mendapatkannya.

Kartun

Karena tidak ada informasi yang dapat membantu dalam menentukan program acara untuk anak, publik pun beranggapan bahwa acara yang tampaknya ditujukan untuk anak-anak (seperti film animasi atau kartun) adalah sehat untuk tumbuh kembang anak. Padahal tidaklah demikian. Hanya kartun seperti “Dora the Explorer” dan “Go Diego Go” (Global TV) yang sepenuhnya sehat (hijau). Selebihnya masuk daerah kuning atau merah.

Kartun “Scooby Doo” (Trans-7) tepat untuk anak usia di atas tujuh tahun yang dapat berpikir runut dan analitik. Tetapi tidak untuk mereka yang di bawah tujuh tahun. Karena di setiap episode, Scooby dan kawan-kawan memecahkan teka-teki layaknya detektif. Berbeda dengan sinetron yang mempercayai hantu, serial “Scooby Doo” justru ingin menunjukkan kepada anak bahwa hantu itu tidak ada. Dia hanya menjadi kamuflase para penjahat.

Film animasi seperti “Naruto” (Global TV) atau beberapa waktu sebelumnya ada “Sinchan” (RCTI) adalah contoh kartun yang ditujukan untuk orang dewasa. Sama seperti kartun “The Simpsons” yang pernah ditayangkan ANTV. Kartun “Naruto” sarat dengan muatan kekerasan. Menunjukkan sejumlah alat untuk membunuh termasuk cara menggunakannya. Sementara “Sinchan” dan “The Simpsons” lebih pada muatannya yang banyak tidak mengindahkan nilai susila.

Awal April 2008, BBC melaporkan bahwa televisi Venezuela tidak lagi menayangkan serial kartun “The Simpsons” pada program pagi setelah dinilai tidak pantas untuk anak-anak. Waktu penayangan film animasi “The Simpsons” digantikan dengan “Baywatch”. Sepintas penggantinya tidak jauh lebih baik.

Film “Baywatch” menampilkan bikini dan lekuk tubuh wanita pemerannya seperti Pamela Anderson. Namun ini jauh lebih mudah diidentifikasi dan diantisipasi. Orangtua pun dapat melarang anak-anak mereka menontonnya. Bandingkan dengan film animasi yang kelihatannya aman-aman saja namun ternyata banyak menyimpan masalah. Betapa orangtua akan kecolongan.

Sudah saatnya pendekatan kode acara diterapkan dengan lebih baik. Metode ini akan memaksa stasiun televisi untuk lebih memikirkan tanggung jawab sosial atas apa yang mereka tayangkan. Orangtua pun akan lebih mudah dalam memilih acara mana yang aman untuk anak mereka. Karena untuk selalu menemani saat anak menonton televisi, rasanya juga mustahil. Bukan begitu?!***

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home